Mengenal Arsitektur Aplikasi Android

Dalam pengembangan aplikasi Android, pemilihan arsitektur yang tepat sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan kualitas aplikasi. Berikut ini adalah beberapa arsitektur yang umum digunakan dalam pengembangan aplikasi Android, serta penjelasan, kelebihan, kekurangan, kapan digunakan, dan best practice-nya.

1. Model-View-Controller (MVC)

Singkatan dari Model-View-Controller, merupakan arsitektur paling umum. Berikut komponen-komponen yang dipakai di MVC :

Cara Kerja MVC

Penjelasan:

  • Model: Bertanggung jawab untuk representasi data aplikasi dan logika bisnisnya.
  • View: Menampilkan informasi kepada pengguna dan menanggapi input dari mereka.
  • Controller: Mengatur interaksi antara Model dan View.

Kelebihan:

  • Memisahkan tampilan dan logika bisnis.
  • Business logic terpisah dari mode
  • Mendukung teknik asinkron
  • Modifikasi yang dilakukan pada salah satu komponen tidak mempengaruhi komponen lain.
  • Proses pengembangan lebih cepat

Kekurangan:

  • Controller bisa menjadi sangat kompleks dan sulit untuk dikelola.
  • Kesulitan dalam melakukan pengujian unit karena ketergantungan antara Model, View, dan Controller.

Kapan Digunakan:

  • Cocok untuk aplikasi dengan UI sederhana dan logika bisnis yang tidak terlalu kompleks.

Best Practice:

  • Pastikan Controller hanya bertanggung jawab untuk mengatur interaksi antara Model dan View.

2. Model-View-Presenter (MVP)

Singkatan dari Model-View-Presenter. Dalam proses pengembangan aplikasi, developer harus memanfaatkan waktu yang ada untuk memilah arsitektur ke dalam lapisan-lapisan. Lapisan tersebut akan membagi dependensi yang biasanya terdapat di view. Berikut komponen-komponen yang dipakai di MVP :

Cara Kerja MVP

Penjelasan:

  • Model: Sama seperti dalam MVC, mewakili data aplikasi dan logika bisnisnya.
  • View: Menampilkan data kepada pengguna dan menanggapi input dari mereka.
  • Presenter: Bertindak sebagai perantara antara Model dan View, mengambil input dari View, memprosesnya melalui Model, dan mengembalikan hasilnya ke View.

Kelebihan:

  • Memisahkan logika bisnis dari tampilan.
  • Memudahkan pengujian unit karena View bersifat pasif.

Kekurangan:

  • Presenter sering kali menjadi kelas yang sangat besar dan sulit dikelola.
  • Memerlukan lebih banyak boilerplate code.

Kapan Digunakan:

  • Cocok untuk aplikasi dengan UI yang kompleks dan memerlukan manajemen keadaan yang kuat.

Best Practice:

  • Pastikan Presenter tidak tergantung pada View.

3. Model-View-ViewModel (MVVM)

Model-View-ViewModel adalah arsitektur yang mirip dengan MVP, tetapi dengan tambahan komponen yang disebut ViewModel. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang MVVM:

Cara Kerja MVVM

Penjelasan:

  • Model: Memiliki kode untuk business logic serta repositori. Tugas repositori untuk menjembatani request dari ViewModel ke sumber data lokal atau remote.
  • View: Tidak ada business logic, hanya tampilan yang terhubung dengan user (XML). Aksi user dikirim ke view model tapi tidak akan langsung mendapatkan respons. Untuk mendapatkan responsnya, View akan terima dari ViewModel.
  • ViewModel: Mayoritas proses yang ada di UI terjadi di komponen ini. Ia tidak perlu tahu view mana yang memanggilnya. Ia hanya memberikan data yang dibutuhkan kepada siapapun yang menghubunginya melalui observable.

Kelebihan:

  • Memisahkan logika bisnis dari tampilan.
  • Memungkinkan pembagian tugas yang jelas antara pengembang UI dan pengembang bisnis.

Kekurangan:

  • Memerlukan pustaka eksternal seperti Android Architecture Components.
  • Memerlukan kurva pembelajaran yang lebih tinggi.
  • Harus membuat observable untuk setiap komponen UI
  • Kode yang ditulis bisa banyak

Kapan Digunakan:

  • Cocok untuk aplikasi dengan UI yang kompleks dan dinamis.

Best Practice:

  • Pastikan ViewModel tidak tergantung pada View, sehingga dapat diuji secara terpisah.

4. Clean Architecture

Clean Architecture adalah pendekatan yang bertujuan untuk memisahkan kode aplikasi menjadi lapisan-lapisan yang terpisah dan independen. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Clean Architecture:

Cara Kerja Clean Architecture

Penjelasan:

  • Lapisan Presentasi: Menampilkan data kepada pengguna dan menanggapi input dari mereka.
  • Lapisan Domain: Berisi logika bisnis dan aturan bisnis aplikasi.
  • Lapisan Data: Bertanggung jawab untuk mengakses sumber daya eksternal seperti basis data, jaringan, atau penyimpanan lokal.

Kelebihan:

  • Memungkinkan pemisahan yang jelas antara logika bisnis dan implementasi teknisnya.
  • Memudahkan pengujian dan perubahan.

Kekurangan:

  • Memerlukan lebih banyak waktu dan upaya dalam pengembangan awal.
  • Lebih kompleks dibandingkan dengan arsitektur lainnya.

Kapan Digunakan:

  • Cocok untuk proyek-proyek besar yang memerlukan pemisahan yang jelas antara logika bisnis dan implementasi teknisnya.

Best Practice:

  • Pertahankan keterpisahan yang kuat antara lapisan-lapisan dan hindari ketergantungan siklus.

5. Reactive Architecture

Reactive Architecture adalah pendekatan yang berfokus pada penggunaan aliran data berbasis peristiwa. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Reactive Architecture:

Cara Kerja Reactive Architecture

Penjelasan:

  • Aliran Data: Komponen-komponen aplikasi berlangganan ke aliran data dan merespons perubahan yang terjadi.
  • Responsif dan Dinamis: Aplikasi dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan dalam data atau lingkungan.

Kelebihan:

  • Responsif terhadap perubahan data secara real-time.
  • Meningkatkan efisiensi dan performa aplikasi.

Kekurangan:

  • Memerlukan pembelajaran lebih dalam tentang aliran data.
  • Memerlukan pustaka-pustaka yang khusus untuk implementasi.

Kapan Digunakan:

  • Cocok untuk proyek-proyek real-time dengan kompleksitas tinggi dan memerlukan reaktivitas yang kuat.

Best Practice:

  • Gunakan alat dan pustaka yang tepat untuk mengelola aliran data, dan pastikan untuk menangani kasus edge dengan baik.

Dengan memahami karakteristik, kelebihan, kekurangan, serta kapan dan bagaimana penggunaannya, pengembang dapat membuat keputusan yang tepat dalam merancang dan mengimplementasikan arsitektur aplikasi Android yang sesuai dengan kebutuhan proyek.